tag:blogger.com,1999:blog-107176892024-03-06T21:56:36.566-08:00HASBUNALLAH"Cukuplah Allah bagiku"Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1155463532612170562006-08-13T02:55:00.000-07:002006-08-13T03:05:32.826-07:00My Dreamt<span style="font-size:85%;">My dreamt dances so charmy </span><br /><span style="font-size:85%;">it turn around and wave so slowly</span><br /><span style="font-size:85%;">among the elegy </span><br /><span style="font-size:85%;">hiding beyond d'obstinacy </span><br /><span style="font-size:85%;">just to make me happy</span><br /><span style="font-size:85%;"></span><br /><span style="font-size:85%;">Although...</span><br /><span style="font-size:85%;">so hard to let free my own</span><br /><span style="font-size:85%;">from the memories that bounded in the expectant </span><br /><span style="font-size:85%;">And although...</span><br /><span style="font-size:85%;">everything has gone to leave me at present </span><br /><span style="font-size:85%;">My dreamt... always be in my deep in side </span><br /><span style="font-size:85%;">i will not let it be disappeare!</span><br /><span style="font-size:85%;">Cause my dreamt </span><br /><span style="font-size:85%;">is a reason for me to continoue my future... </span>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1146810749100260142006-05-04T23:31:00.000-07:002006-05-04T23:32:29.226-07:00"al-Bana" bagiku<span style="font-size:85%;">Sebagaimana kesungguhan al-Bana </span><br /><span style="font-size:85%;">dalam memperkenalkan orisinalitas prinsip Islam</span><br /><span style="font-size:85%;">agar ia tegak dalam shalat dan jihad</span><br /><span style="font-size:85%;">ibadah dan kepemimpinan, agama dan negara</span><br /><span style="font-size:85%;">...tidak tersekat oleh pemahaman parsial </span><br /><span style="font-size:85%;"></span><br /><span style="font-size:85%;">Berazam untuk membentuk totalitas diri seorang muslim</span><br /><span style="font-size:85%;">dan menggugah...</span><br /><span style="font-size:85%;">umat yang apriori akan moral dan akhlak </span><br /><span style="font-size:85%;">sehingga mereka dapat bergerak dinamis </span><br /><span style="font-size:85%;">dalam derap semangat jihad </span><br /><span style="font-size:85%;">Sadarkan umat akan amanah DAKWAH!</span><br /><span style="font-size:85%;">Inilah pergerakan yang universal.</span><br /><span style="font-size:85%;"></span><br /><span style="font-size:85%;">Kubaca...</span><br /><span style="font-size:85%;">lembar-lembar heroik al-Bana</span><br /><span style="font-size:85%;">semoga aku dapat menjadi bagian dari perjuangannya! </span>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1146810088970689172006-05-04T23:12:00.000-07:002006-05-04T23:21:30.060-07:00Tentang al-Ghazali<span style="font-size:85%;">Seperti skeptisme al-Ghazali...</span><br /><span style="font-size:85%;">bertahun-tahun </span><br /><span style="font-size:85%;">dalam keterasingan mencari hakikat hidup </span><br /><span style="font-size:85%;">dalam introspeksi tiada henti akan amal-amalnya</span><br /><span style="font-size:85%;">dalam makrifat penuh harap kepada Sang Ilahi </span><br /><span style="font-size:85%;"></span><br /><span style="font-size:85%;">Dengan kecemerlangan filosofis serta sufistik yang khusyuk</span><br /><span style="font-size:85%;">hari-hari yang berlalu untuk meraih hikmah</span><br /><span style="font-size:85%;">berdakwah dengan lisan dan tulisan..!</span><br /><span style="font-size:85%;"></span><br /><span style="font-size:85%;">Perjuangan serta dedikasinya teramat luhur</span><br /><span style="font-size:85%;">untuk membagi khazanah ilmu dan intelektual</span><br /><span style="font-size:85%;">Sosok guru yg gigih menelurkan gagasan-gagasan baru</span><br /><span style="font-size:85%;">Teladan bagi siapa pun yang rindu </span><br /><span style="font-size:85%;">akan ilmu, iman, dan hakikat ikhlas.</span><br /><span style="font-size:85%;"></span><br /><span style="font-size:85%;">Ku baca</span><br /><span style="font-size:85%;">sumbangsih pemikirannya</span><br /><span style="font-size:85%;">Aku hanya sanggup berucap...Subhanallah!</span><br /><span style="font-size:85%;"></span>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1144296391941869192006-04-05T21:02:00.000-07:002006-04-05T21:06:32.063-07:00KuasaMuAsmaMu yang pernah terserak<br />di antara kejahilan Hamba<br />firmanMu yang sering kali tercecer<br />dalam lembar-lembar teracuhkan<br />menghimpit kalbu dalam kegelisahan<br />karena jiwa yang lalai ini<br />melupakan kuasaMu<br />tuk memberi garis takdir untuk Hamba<br /><br />Sampai suatu saat sederet cerita<br />menghempas Hamba dalam keterpurukan<br />Betapa semua daya dalam diri tiada arti<br />Hanyalah Hamba ini insan kecil<br />di hadapan Engkau Robbal 'Alamin<br />Bisakah Hamba...<br />meretas jalan setapak menuju makrifat padaMu..?Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1144296105709043762006-04-05T20:56:00.000-07:002006-04-05T21:01:45.803-07:00MenantiPagi ini...tak seperti biasanya<br />semuanya terasa tak bersahabat<br />dinding-dinding ini seperti menyekatku dari keceriaan<br />sementara alam fikiranku melayang<br />melintasi ruang dan waktu<br />mencoba tuk mencari kejujuran dari hati nurani<br />.......<br />apakah selama ini aku terlalu jauh meninggalkan diriku sendiri?<br />bersembunyi di balik kata "baik-baik saja"<br />dan berpura segalanya tak pernah terjadi<br /><br />Aku berdiri depan gerbang kebimbangan<br />menanti musim kan berubah<br />temaram kan menjadi semi dan berseri<br />dan berharap semua yang telah terjadi memang<br />...baik-baik saja.Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1144295770461072792006-04-05T20:55:00.000-07:002006-04-05T20:56:10.580-07:00Di siniDi sini...kutemukan jiwa yang tulus<br />Pun di sini...kutemukan jiwa yang hampa<br />Manusia memang berwarna<br />Begitu pun aku, terkadang putih, terkadang hitam<br />Lantas, mengapa kau tuntut semuanya menjadi putih?<br />Biarlah kukenali merah, hijau dan biru<br />Agar lebih kunikmati..."Sang putih".Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1133771851645864882005-12-05T00:30:00.000-08:002005-12-05T00:37:31.656-08:00Apa yang kucariTitik-titik hujan bergelayut di pagar<br />Tiba-tiba ia jatuh, pecah.....! Lalu pudar mencair<br />Di balik jendela ini, aku termenung<br />Menyaksikan gemericik air hujan<br />Selalu...aku melihat semuanya dari sini<br /><br />Dari sini...<br />Dari balik pintu tertutup rapat ini<br />Dari balik tumpukan buku yang mesti aku baca<br />Dari balik semua aturan yang mesti aku patuhi<br />yang sempat membuatku...<br />Ingin melawan dan mendobrak semua dogma<br />Aku pun berkelakar....”Aku Ingin Bebas...!”<br /><br />Remang-remang kudengar, burung pipit berkicau indah<br />Hanya aku melihat sangkarnya saja<br />Dan dari kejauhan, kusaksikan burung merpati hilir mudik<br />Mencari sangkar <br />Dan yang ia temukan...hanya dahan pohon liar!<br />Aku pun bergumam,<br />Apakah kebebasan yang aku cari itu benar adanya?<br /><br />Kupu-kupu pun menjadi indah<br />Karena ia tak tersentuh<br />Aku pun tersenyum....<br />Terima kasih semua dogma yang berharga<br />Atas perlakuanmu yang indah pada perempuan.<br /><br /><br />Tie, Nop 2005Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1125027704912769082005-08-25T20:38:00.000-07:002005-08-25T20:41:44.916-07:00Sebuah Cita-cita<em><span style="color:#3333ff;"><span style="font-family:georgia;font-size:130%;">Ingin kubuktikan padamu, Bapak!<br />Bahwa usahamu selama ini tak sia-sia<br />Bahwa doa dan helaan nafasmu<br />Kelak 'kan membuahkan hasil<br /><br />Ingin kuperlihatkan padamu, Emih!<br />Bahwa 'kan terlahir seorang mujahidah yang kau harapkan<br />Bahwa pada saat titik terlemah pun<br />Aku akan berusaha bangkit!<br />Dukunganmulah yang paling berharga bagiku<br /><br />Ingin kutunjukkan padamu, ustadz!<br />Bahwa didikanmu sungguh sangat berarti<br />Bahwa dedikasimu 'kan berbekas indah<br />Saat aku menuai hari<br /><br />Ingin kusampaikan padamu, teman!<br />Terima kasih yang tiada terhingga<br />Dari mulut ini yang tak sanggup mengurai kata<br />Dan dari hati yang tak mampu merangkai doa<br />Atas semua peristiwa yang telah terlukis di antara kita<br /><br /><br />Ingin kuadukan padaMu, Rabbi!<br />Seluruh hikmah yang kutemui<br />Dari kuliahMu di Universitas kehidupan ini<br />Dari pencarian jati diriku<br />Dari peristiwa orang-orang di sekelilingku<br />Dari kebahagiaan dan kesedihan yang Kau beri<br />Segala puji bagi Engkau…!!!</span><br /></span></em>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1122261356361166112005-07-24T20:15:00.000-07:002005-07-24T20:15:56.370-07:00Tentang AyahTak byk orang yg tahu akan hatinya, aktifitasnya yang<br />bejubel, orangnya yang jarang bicara, membuat sebagian orang<br />sungkan. Selain itu, beliau selalu menjaga izzahnya di depan<br />semua orang, yang pasti tidak terlalu suka diam di satu tempat<br />kecuali di saat ada sesuatu yang mesti beliau urus. Bahkan<br />anak-anaknya sendiri terkadang tidak bisa menebak apa yang sedang<br />beliau fikirkan. <br /><br />Waktu yang terentang cukup lama sampai seusiaku sekarang,<br />ternyata masih membuatku bingung, apa yang bisa membuatnya<br />senang, dan apa yang membuatnya tidak berkenan. Yang aku yahu<br />tentang ayah, aku menerima panggilannya kala beliau memanggil,<br />berdiskusi bersama kala beliau meminta pendapatku, dan<br />bercengkerama bersama dan bercanda kala kurasa suasana hatinya<br />sedang enjoy. Selama ini perhatiannya bukan lewat kata yang terangkai<br />indah, karena aku tahu kadang ayah sepertinya sangat sulit untuk<br />mengekspresikan kasih sayangnya. Tidakannya serta ucapannya yang<br />menurut sebagian orang, tidak "terlalu" lembut, aku rasakan itu<br />adalah ekspresi kasih sayang yang dapat beliau ungkap. Tak<br />mengapa,..toh aku sudah faham sekarang. <br /><br />Aku merasa bahwa ayahku adalah seseorang yang begitu<br />berarti bagiku, aku adalah anak yang paling bahagia di dunia ini<br />karena memiliki ayah seperti ayahku.Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1117342743665491432005-05-28T21:52:00.000-07:002005-05-28T21:59:03.670-07:00TEKADTengoklah ke belakang!<br />Di sana masih tertinggal sebingkai cerita dan cinta<br />juga seikat rantai yang mesti dijaga<br />Bila ia t'lah menjadi butiran-butiran tercecer<br />Yakinilah...<br />Allah Kuasa tuk menjadikannya sebongkah kristal<br />dari puing tersisa<br />dari tekadku dan tekadmu tuk merajutnya kembali<br /><br />Tataplah hari esok!<br />Di sana asa dan cita menanti<br />Tak usah risaukan badai yang menerpa<br />karena jabat tangan kita semakin erat<br />bersama melewati episode-episode kehidupan,<br /><br />Raihlah kebahagiaan di sini!<br />Sebagai bekal tuk meraih kebahagiaan<br />yang abadi...Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1112577830334117292005-04-03T18:22:00.000-07:002005-04-03T18:23:50.336-07:00Topeng Kepuraan<em>Aku marah....dadaku sesak menahan amarah,<br />tapi aku tak berani berujar<br />Aku tidak setuju, aku tidak mau, aku tidak ingin,<br />tapi kenapa kata yang terluncur adalah ucapan ya...<br />Aku berharap orang di sekelilingku mengerti<br />tapi tidak!!! sama sekali tidak,<br />Orang kira aku sanggup, bagus, penolong, sempurna dan…<br />berbagai atribut kebaikan lainnya<br /></em><br /><em>Meski diri ini terabaikan <br />aku berusaha untuk selalu bisa, mampu dan membantu<br />tapi ...sesungguhnya aku tidak seperti itu<br />aku lemah, rapuh dan kadang memaksakan diri<br />aku hanya merasa bersalah jika tidak bisa<br />aku tidak dapat mengutarakan kata hati yang sejujurnya<br /><br />Ada satu sisi batinku yang ingin kusumbangkan untuk orang lain<br />tapi aku tidak pernah menoleh sisi batinku sendiri<br />harapanku, kelemahanku, serta daya tahanku, kulupakan...<br />ucapanku, perilakuku menuju pada tuntutan orang<br />dan kuacuhkan keadaan diri yang sesungguhnya <br />Aku sosialku tak sesuai dengan aku diriku<br />pertentangan-pertentangan ini terus bertarung dalam fikirku<br /> <br />Akhirnya aku menyadari.....ada yang keliru dengan cara pandangku<br />waktu yang bergulir mengajariku banyak hal<br />berkaca pada kehidupan orang lain<br />membaca firman Tuhan dalam ciptaanNya<br />aku pun mencoba tuk mengerti makna hidup<br />agar jujur...ikhlas...dan apa adanya!<br /><br />Ternyata dunia tidak berakhir ketika aku berani bersikap,<br />ketika aku mengenalkan diri tanpa selaput kepuraan <br />Orang-orang pun tak pergi meninggalkanku<br />kalau ada yang datang, akan ada pula yang pergi<br />kusadari itu sebuah sunatullah<br /><br />Selama ini aku terbelenggu oleh perasaanku sendiri<br />tersiksa oleh persepsi orang yang dibuat sendiri olehku<br />nuraniku yang seringkali tak kuturuti<br />hanya tuk sekedar mengejar pengakuan semu dan obsesi duniawi<br />Sekarang bagiku…<br />menjadi bahagia lebih berharga dari pada menjadi sempurna</em><br /><em>Seperti berharganya menjadi diri yang berarti dengan penuh ketulusan.</em>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1109079668319700722005-02-22T05:39:00.000-08:002005-04-03T18:17:37.890-07:00Jangan Putus Asa, Puteri!<span style="color:#cc33cc;"><em>Pelangi itu tidak seceria dulu, mata itu tidak sejelita dulu<br />Cerahnya palsu, tawanya semu, senyumnya tak semerekah dulu<br />Lincah gerak tubuhnya, kini tak terbias lagi<br />Kaku bak terbujur kafan</em><br /></span><span style="color:#cc33cc;"><em>Pandangannya kosong, hampa dan tak menghunjam lagi<br />Kini….semuanya berubah mendung, suram tak bercahaya<br />Kurasakan ada sesuatu dari dirinya yang hilang<br />Sekeping hatinya yang lugu kini sedang terluka<br />Dirinya yang tegar dan mandiri, kini jatuh dan terhempas<br />kasihan sekali bila kulihat raut wajahnya<br />Garis-garis kedukaan itu tampak jelas di matanya<br /><br />Kenapa secepat itu kau terpuruk?<br />Tenggelam dalam kekecawaan yang mendalam<br />hingga kau</em> </span><span style="color:#cc33cc;"><em>tanggalkan semua asa dan cita-cita <br />Di mana gelora hatimu yang senantiasa hidup?<br />Kau tebar kebahagiaan untuk semua orang<br />Senantiasa menjadi inspirasiku untuk memaknai rasa<br />Dan menyelami hatimu yang seluas samudera<br /><br />Puteri,<br />Jangan kau sembunyikan pilu itu</em><br /></span><em><span style="color:#cc33cc;">Jangan kau pendam kekecewaanmu itu<br />Masih ada mentari esok yang senantiasa menyinarimu<br />Masih ada bahuku untuk kau bersandar dan melepas tangis<br />Masih ada Sang Penyayang yang kan menyeka airmatamu<br /><br />Bila dunia tidak lagi di pihakmu,<br />Bila manusia tak lagi memperdulikanmu,<br />Yakinilah…..<br />Ujian yang sedang menerpamu kini <br />tuk membuatmu lebih bijak memandang hidup<br />Tuhan sedang menguji keteguhan dan kesabaranmu<br />Tak usah menyesali apa telah yang telah terjadi<br />Hikmah yang kan kau temukan nanti<br />Itulah kebahagiaanmu yang sesungguhnya!</span></em>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1109079531864506252005-02-22T05:36:00.000-08:002005-02-22T05:38:51.866-08:00DUNIA KECILKU<span style="font-family:lucida grande;"><em>Empat dinding sudut ruang ini adalah…<br />Saksi bisu masa kecilku hingga kini aku dewasa<br />Meninggalkan sejuta cerita suka dan duka keluargaku<br />Tempat aku terbaring menangis melepas segala beban hati,<br />Tempat aku tertawa riang berkumpul bersama saudara-saudaraku,<br />Ketika aku bercengkrama manis dengan ibu<br />Ketika aku berbagi cerita dan cinta bersama adikku<br />Ruang inilah tempatnya…<br />Menjadi tempat aku berlari ketika aku kesepian, merasa tidak aman, dan ingin sendirian.<br />Pun menjadi tempat ketika kuberniat melakukan sesuatu untuk dunia,<br />Tiap bagian ruang ini sudah aku hafal betul<br />Besi ranjang yang usianya hampir sama dengan ibuku,<br />dinding dari bilik bambu yang kini sudah diganti dengan batu bata,<br />lantai karpet yang kini sudah diberi ubin merah,<br />pintunya yang sampai sekarang hanya ditutupi tirai tipis…<br />kapan diganti dengan pintu yang bisa dikunci? Tanya adikku,<br />lemari plastik hadiah dari kakakku bertengger indah di sudut kanan.<br />Gambar-gambar tempelan yang sudah beberapa kali ganti<br />Masih sama…empat dinding ini …empat dinding…..<br />Mengulang peristiwa-peristiwa manis bersama saudara-saudaraku, yang kini……<br />Satu persatu pergi membuka lembaran baru.<br />Tapi aku, masih terpaku di sini menatap ruang ini,..<br />Indah….ingin ku ulang tapi aku harus melangkah……..<br />Aku pun akan membuka lembar baru di tempat rantau<br />Di kota Bandung, kota besar, tempat kelak ku akan menuntut ilmu.<br />Selamat tinggal empat dindingku, selamat tinggal masa laluku! </em></span>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1109079342587357992005-02-22T05:32:00.001-08:002005-04-03T18:22:01.676-07:00Puisi Untuk Ibu<em><span style="font-family:verdana;">Di kala resah ini kian mendesah dan menggalaukan jiwaku<br />Kau ada di sana …<br />Di saat aku terluka<br />hingga akhirnya…tercabik-cabiklah keteguhan hatiku<br />Kau masih ada di sana…<br /><br />Ketika aku lelah dan semangatku patah untuk meneruskan perjuangan,<br />terhenti oleh kerikil –kerikil yang kurasa terlampau tajam<br />hingga akhirnya aku pun memilih jeda!!!<br />Kau tetap ada di sana…<br />memberiku isyarat untuk tetap bertahan<br /><br />Ibu…kau basuh kesedihanku, kehampaanku dan ketidakberdayaanku<br />"Tiada lain kita hanya insan Sang Kuasa, <br />Memiliki tugas di bumi tuk menegakkan kalimatNya<br />Kita adalah jasad, jiwa, dan ruh yang terpadu<br />Untuk memberi arti bagi diri dan yang lain"<br />Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuraniku<br />memberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku <br />Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tak berpamrih<br /><br />Kusandarkan diriku di bahumu<br />Terasa…kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku <br />Menghancurleburkan segala keangkuhan diri<br />Meluluhkan semua kelelahan dan beban dunia<br />Dan membiarkannya tenang terhanyut bersama kedalaman hatimu <br /><br />Kutatap perlahan…<br />matamu yang membiaskan ketegaran dan perlindungan<br />Kristal-kristal lembut yang sedang bermain di bola matamu,<br />jatuh…setetes demi setetes<br />Kau biarkan ia menari di atas kain kerudungmu<br />Laksana oase di <span style="color:#000000;">terik panasnya gurun sahara<br /><br />Ibu…<br />Nasihatmu memberi kekuatan untukku <br />rangkulanmu menjadi penyangga kerapuhanku<br />untuk ,menapaki hari-hari penuh liku<br />…semoga semua itu tak akan pernah layu!<br /><br />Ibu…<br />Dalam kelembutan cintamu, kulihat kekuatan<br />dalam tangis air matamu, kulihat semangat menggelora<br />dalam dirimu, terkumpul seluruh daya dunia!</span></span></em>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com74tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1109079061728057912005-02-22T05:26:00.000-08:002005-02-22T05:31:01.730-08:00Surat Untuk Adikku.........<em><span style="font-family:trebuchet ms;">Adikku, di suratmu kau katakan bahwa kau sendirian. Begitu pula dengan tetehmu ini. Adikku, di suratmu kau katakan bahwa kau sering menangis merindukan saudara-saudaramu, begitu juga denganku. Di suratmu kau tegaskan rasa sayangmu padaku, terlebih lagi tetehmu ini, sayang……padamu.<br />Adikku, hidup ini keras, kau tak boleh manja,. Jika ada tetehmu ini di sampingmu, kau tak akan bisa belajar. Adikku, jangan kau sandarkan hidupmu pada orang lain. Belajarlah mandiri, walaupun nanti akan kau temukan hal-hal baru yang menyakitkan maupun yang menyenangkan tapi di sana banyak pelajaran berharga untuk bekal kehidupanmu. Tetehmu belajar dari semua itu. Belajar menjalani hidup dengan kekuatan sendiri. Terkadang kesepian, terkadang aku ingin berontak meminta perhatian dan kasih sayang orang.<br />Kita tidak boleh egois adikku! Banyak hal yang harus difahami dalam hidup. Tetehmu ini dipaksa dewasa, meskipun kau tahu sifat asliku yang manja dan kekanak-kanakan, jadilah teteh seperti yang sekarang. Tetehmu ini seorang yang lemah, lembut juga sensitif tapi hidup mengajarkan sebaliknya. Adikku, sebuah karya besar terkadang lahir dari sebuah kepahitan. Bukannya teteh mengharapkan penderitaan, tapi teteh sekedar mengingatkan bahwa kita harus siap dengan kondisi apa pun. Adikku………sesuatu yang kita takuti akan tetap menjadi sebuah ketakutan sampai kita punya kemauan untuk melewati dan melawan ketakutan itu. Ketakutanmu akan kehilangan tetehmu akan hilang, jika teteh benar-benar pergi.<br />Kelak…akan kau temukan arti hidup. Dan di saat kau menemukannya, aku berharap masih bisa menatapmu. Matahari yang akan kau nikmati esok hari adalah matahari yang sama, yang kunikmati juga, tapi takdir dan kehidupan kita pastilah berbeda. Dan itu adalah sebuah keniscayaan. Setiap orang berjalan menurut ketentuanNya dan pilihan hidupnya masing-masing. </span></em>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1108044179129308122005-02-10T05:47:00.000-08:002005-04-03T18:20:30.426-07:00Sama denganmu, dik!<span style="color:#ff0000;">Adikku…di suratmu kau katakan bahwa kau sendirian, begitu pula kakakmu ini. Adikku...di suratmu kau ceritakan bahwa kau sering menangis merindukan saudara-saudaramu, begitu juga aku. Di suratmu kau tegaskan rasa cintamu padaku, terlebih lagi aku, sangat cinta padamu.<br /><br />Adikku…hidup ini keras, kau tak boleh manja, jika aku selalu ada di sisimu, kau tak akan pernah bisa belajar. Adikku…jangan kau sandarkan hidupmu pada orang lain. Belajarlah mandiri, walaupun nanti kau akan merasakan banyak kepahitan. Aku belajar dari semua itu, belajar menjalani hidup tanpa berpangku tangan, kadang aku berontak ingin perhatian dan kasih sayang. Kita tidak boleh egois, adikku! Banyak hal yang harus difahami dalam hidup. Kau tahu, aku dituntut untuk bersikap dewasa, meskipun kau mengenal sifat asliku yang manja dan kekanak-kanakan.<br /><br />Aku seorang yang lemah juga sensitif, tapi ternyata hidup mengajarkan hal yang sebaliknya. Adikku, terkadang kearifan itu terlahir dari kesanggupan kita menjalani ujian hidup. Bukannya teteh mengharapkan penderitaan. Teteh sekedar mengingatkan, kita harus siap dengan kondisi apa pun. Adikku…sesuatu yang kita takuti, selamanya akan tetap menjadi sebuah ketakutan sampai kita punya keberanian untuk melewati dan melawannya. Ketakutanmu akan kehilangan tetehmu ini akan hilang jika teteh benar-benar pergi dan kau merelakan kepergianku.</span><br /><br /><span style="color:#ff0000;">Adikku, mentari yang kau nikmati setiap pagi adalah mentari yang sama yang kunikmati juga. Tapi perjalanan hidup kita tidak mesti sama, hidup ini adalah pilihan kita masing-masing dan Allah telah memberi ilmuNya pada kita. Di saat kau telah menemukan jati diri dan kebahagiaanmu, aku berharap aku masih bisa menatapmu. Dari jauh, kurangkaikan doa untukmu.<br /><br />Penuh cinta, untuk adikku…</span><br /><br />Teteh: sebutan orang Sunda untuk kakak perempuanAtiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1107956368594459812005-02-09T08:30:00.000-08:002005-02-15T04:57:14.886-08:00Nurani Seorang Perempuan<em>Kenapa perempuan sering menangis?</em><br /><em>kenapa perempuan hanya bisa bersedih menyaksikan ketidakadilan?</em><br /><em>kenapa perempuan diam membisu untuk menyatakan ketidaksetujuannya?</em><br /><em>kenapa perempuan menangis ketika dia berduka, pun ketika dia bahagia?</em><br /><em>kenapa perempuan tersenyum haru ketika ada yang menyayangi?</em><br /><em>kenapa perempuan menangis?</em><br /><em></em><br /><em>menangis.........perempuan........menangis......</em><br /><em>karena menangis adalah ekspresi jiwa seorang perempuan</em><br /><em>karena menangis adalah bukti kelemahan perasaan perempuan</em><br /><em>karena menangis adalah bukti kekuatan perasaan perempuan</em><br /><em>karena dengan menangis, bisa ia luapkan semua kesedihannya</em><br /><em>karena dengan menangis pula, ia bisa memperoleh kekuatan baru</em><br /><em>untuk menapaki hidup, berjuang melawan kerasnya pengalaman </em><br /><em>karena perempuan tahu.............</em><br /><em>di pundaknya tersimpan tanggung jawab besar, menanggung beban dunia</em><br /><em>melahirkan generasi penerus bumi</em>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-10717689.post-1107927350294465032005-02-08T12:30:00.001-08:002005-02-15T05:00:58.683-08:00Mengenang Pesantren<em>Ketika langkah terakhir ini ku ayunkan</em><br /><em>meninggalkan almamater yang penuh dengan kesan<br />menuju pintu gerbang perpisahan</em><br /><br /><em>Bila cerita suka dan duka mesti berakhir di sini<br />hati meronta dan rasa menggeliat ingin mengulangi<br />ada galau yang tertahan ada rindu yang terpendam<br />akankah kita akan kembali dalam kebersamaan?</em><br /><br /><em>Kini tak kan ada lagi senyummu, Ustadz<br />kehangatan perhatian dan tulusnya didikanmu<br />gelak tawa dan canda ria yang dicipta bersama<br />lautan ilmu dan pengalaman yang kau limpahkan,<br />akankah kami bisa mereguknya kembali?<br /></em><br /><em>Ya Allah,<br />Pemilik Lautan ampunan dan Menara kasih sayang<br />Berilah petunjuk pada setiap langkah kami<br />menuju cita dan cintaMu<br /><br />Kepada guru dan adik-adikku,<br />kata terakhir dengan tulus kami haturkan<br />semoga Allah suatu saat kan mempertemukan<br />agar hilang selaksa duka dan kerinduan</em><br /><br /><em>Akhirnya,<br />kami mohon pamit dan mohon maaf atas segala kealfaan<br />Selamat tinggal....selamat tinggal<br />Iringilah langkah kami dengan doa.</em>Atiehttp://www.blogger.com/profile/15570010608501410941noreply@blogger.com1