Pelangi itu tidak seceria dulu, mata itu tidak sejelita dulu
Cerahnya palsu, tawanya semu, senyumnya tak semerekah dulu
Lincah gerak tubuhnya, kini tak terbias lagi
Kaku bak terbujur kafan
Pandangannya kosong, hampa dan tak menghunjam lagi
Kini….semuanya berubah mendung, suram tak bercahaya
Kurasakan ada sesuatu dari dirinya yang hilang
Sekeping hatinya yang lugu kini sedang terluka
Dirinya yang tegar dan mandiri, kini jatuh dan terhempas
kasihan sekali bila kulihat raut wajahnya
Garis-garis kedukaan itu tampak jelas di matanya
Kenapa secepat itu kau terpuruk?
Tenggelam dalam kekecawaan yang mendalam
hingga kau tanggalkan semua asa dan cita-cita
Di mana gelora hatimu yang senantiasa hidup?
Kau tebar kebahagiaan untuk semua orang
Senantiasa menjadi inspirasiku untuk memaknai rasa
Dan menyelami hatimu yang seluas samudera
Puteri,
Jangan kau sembunyikan pilu itu
Jangan kau pendam kekecewaanmu itu
Masih ada mentari esok yang senantiasa menyinarimu
Masih ada bahuku untuk kau bersandar dan melepas tangis
Masih ada Sang Penyayang yang kan menyeka airmatamu
Bila dunia tidak lagi di pihakmu,
Bila manusia tak lagi memperdulikanmu,
Yakinilah…..
Ujian yang sedang menerpamu kini
tuk membuatmu lebih bijak memandang hidup
Tuhan sedang menguji keteguhan dan kesabaranmu
Tak usah menyesali apa telah yang telah terjadi
Hikmah yang kan kau temukan nanti
Itulah kebahagiaanmu yang sesungguhnya!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment