Empat dinding sudut ruang ini adalah…
Saksi bisu masa kecilku hingga kini aku dewasa
Meninggalkan sejuta cerita suka dan duka keluargaku
Tempat aku terbaring menangis melepas segala beban hati,
Tempat aku tertawa riang berkumpul bersama saudara-saudaraku,
Ketika aku bercengkrama manis dengan ibu
Ketika aku berbagi cerita dan cinta bersama adikku
Ruang inilah tempatnya…
Menjadi tempat aku berlari ketika aku kesepian, merasa tidak aman, dan ingin sendirian.
Pun menjadi tempat ketika kuberniat melakukan sesuatu untuk dunia,
Tiap bagian ruang ini sudah aku hafal betul
Besi ranjang yang usianya hampir sama dengan ibuku,
dinding dari bilik bambu yang kini sudah diganti dengan batu bata,
lantai karpet yang kini sudah diberi ubin merah,
pintunya yang sampai sekarang hanya ditutupi tirai tipis…
kapan diganti dengan pintu yang bisa dikunci? Tanya adikku,
lemari plastik hadiah dari kakakku bertengger indah di sudut kanan.
Gambar-gambar tempelan yang sudah beberapa kali ganti
Masih sama…empat dinding ini …empat dinding…..
Mengulang peristiwa-peristiwa manis bersama saudara-saudaraku, yang kini……
Satu persatu pergi membuka lembaran baru.
Tapi aku, masih terpaku di sini menatap ruang ini,..
Indah….ingin ku ulang tapi aku harus melangkah……..
Aku pun akan membuka lembar baru di tempat rantau
Di kota Bandung, kota besar, tempat kelak ku akan menuntut ilmu.
Selamat tinggal empat dindingku, selamat tinggal masa laluku!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment